~~~ Selamat Datang di Website Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjungsari Sumedang, Semoga Website Ini Bermanfaat ~~~ Sumedang SIMPATI (Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, Kreatif) ~~~ Sumedang MELESAT (Melayani Lebih Berkualitas dan Cepat) ~~~ Peran Kostratani : 1. Pusat Data dan Informasi, 2. Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, 3. Pusat Pembelajaran, 4. Pusat Jejaring Kemitraan, 5. Pusat Konsultasi Agribisnis ~~~ Core Value ASN BerAKHLAK (Berorientasi Palayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)~~~Selamat Hari Raya Idul Fitri 1424 H~~~

Pengendalian Tikus Sawah Dengan Perangkap Bubu

 

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

Dalam proses budidaya padi tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Kerugian pada tanaman padi akibat serangan hama bisa mencapai 37 % bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso).

Pengendalian OPT tikus pada tanaman padi sawah, bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian padi sawah agar produksi tetap optimal. Pengendalian hama tikus adalah usaha-usaha manusia untuk menekan populasi hama tikus sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi.

Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara pengendalian yang tepat

 Hama tikus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan hama yang lain :

1.  Mempunyai mobilitas yang tinggi
2. Mempunyai kemampuan merusak tanaman padi yang besar dalam waktu relative singkat
3. Tidak mudah percaya pada benda-benda yang tidak bisa mereka kenal
4. Cerdik dalam menaggapi sesuatu.

 Jenis-jenis tikus

Tikus merupakan binatang mengerat yang sering menimbulkan kerusakan baik dirumah, digudang diladang maupun disawah bahkan ada jenis tikus yang merusak pada tanaman di pohon.

Berdasarkan habitat tempat hidupnya tikus dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Tikus sawah : ekor lebih panjang dari pada tubuh dan kepala, jumlah putting 12, warna bulu putih keabuan, habitat disawah /ditanggul-tanggul, telapak kaki 2 oasang terpisah satu pasang tidak pada telapak kaki depan.
2. Tikus rumah : ekor sama dengan tikus rumah, jumlah putting susu 10, warna putih kehitaman, habitat ruamg tertutup di gudang/rumah, telapak kaki 3 pasang berbantl terpisah.
3. Tikus pohon : hamper sama dengan tikus rumah, jumlah putting susu 10, warna putih keabuan, habitat dipohon/lading.

Pengendalian Hama Tikus Dengan Perangkap Bubu

Penggunaan perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian hama tikus secara fisik dan mekanik. Merupakan teknik pengendalian yang palong kuno yang dilakukan oleh manusia sejak manusia mengusahakan pertanian padi sawah.

Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang dilakukan dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung, mematikan, mengganggu aktivitas dan merubah lingkungan sedemikian rupa sehingga lingkungan menjadi tidak sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian dengan perangkap bubu aman akan kesehatan manusia dan lingkungan karena tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Pengendalian hama dengan penghalang/pagar atau barier adalah berbagai ragam factor fisik yang dapat menghalangi atau membatasi pergerakan hyama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani. Cara ini menekankan aspek pencegahan terhadap hama yang dating atau yang menyerang, macam penghalang seperti pematang yang tinggi, lobang atau selokan jebakan, parit berisi air, pagar terbuat dari seng, atau lembaran plastic yang dipasang keliling.

Pengendalian dengan perangkap terhadap hama adalah mengupayakan hama bisa masuk/ tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa keluar lagi. Macam perangkap bisa dengan zat-zat penarik dari tumbuhan / sintetik sepertieugenol yang dipasang pada aqua untuk menarikdan memangkap hama lalat buah, dengan lubang bubu untuk menangkap hama tikus.

Perangkap bubu merupakan satu cara pengendalian komponen fisik dan mekanis, tekni ini merupakan gabungan dari penghalang  Barier dan perangkap. Perangkap dibuat sedemikian rupa meniru bubu perngakap ikan, begitu tikus masuk makan tidak bisa keluar lagi.

Bahan

Kawat strimin (lubang 1 cm), kawat strimin (lubang 0,5 cm), kawat besar Diameter 3-4 mm, kawat kecil diameter 1 mm, plastic putih yang tembus cahaya 14 %, kayu reng ukuran 2×3 cm tinggi 1 meter.

Cara membuatnya

1.  Kawat besar 3-4 mm dibuat kerangka panjang 40 cm lebat dan tinggi 25 cm.
2. Kawat Strimin lubang 1 cm di bentuk kotak sesuai dengan kerangka pada langkah ke 1
3. Strimin lubang 0,5 cm dibuat selongsong dengan ukuran disesuaikan dengan lubang pada liang tikus pada bagian ujung mengerucut panjang 25 cm
4. Selongsong pada langkah ke 3 dipasang pada salah satu sisi yang ukuranya 25 cm dengan bagian ujung diposisikan pada tengah-tengah kotak strimin
5. Semua pertemuan kawat kerangka dengan kawat strimin diikat dengan kawat strimin diameter 1 mm
6. Dibuat jendela pada salah satu sisi  untuk mengeluarkan tikus yang tertangkap.


Cara memasang perangkap bubu :

1.  Pemasagan pagar barier dari plastic degan menggunakan tiang dari kayu reng
2. Bentangkan plastic gara hasilnya lebih tegak, maka dibuat lebar / tinggi 70 cm diatas tanah dan dibenamkan 25 cm jarak antara tiang 2 meter yang ditancapkan pada tanah
3. Setelah plastic terpasang mengelilingi petakan, plastic tersebut diberi lubang yang disamakan dengan lubang selongsong bubu dan dipilih tempat dimana tikusss sering lewat
4. Bubu di pasag pada bentangan plastic yang telah di lubangi jarak antar bubu 20 meter dan bubu diletakan pada bagian dalam pagar plastic
5. Diharapkan tikus yang akan masuk kepetakan dapat tertangkap dan juga dipasang pada bagian luar diharapkan apabila tikus yang mau keluar bisa tertangklap pula.


Cara pengefektifkan perangkap bubu :

1. Perangkap bubu dipasang poada tempat dimana tikus sering lewat
2. Dilakukan pengamatan setiap pagi hari
3. Lakukan pengecekan dilahan karena perangkapbisa bergeser
4. Bahan pembuat perangkap harus dipilih bahan yang kuat
5. Pemasangan perangkap harus seawall mungkin
6. Dilaksanakan secara luas dan seimbang
7. Dikombinasikan dengan pengendalian hama yang lain dalam rangka PHT.


0 komentar:

Posting Komentar