~~~ Selamat Datang di Website Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjungsari Sumedang, Semoga Website Ini Bermanfaat ~~~ Sumedang SIMPATI (Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, Kreatif) ~~~ Sumedang MELESAT (Melayani Lebih Berkualitas dan Cepat) ~~~ Peran Kostratani : 1. Pusat Data dan Informasi, 2. Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, 3. Pusat Pembelajaran, 4. Pusat Jejaring Kemitraan, 5. Pusat Konsultasi Agribisnis ~~~ Core Value ASN BerAKHLAK (Berorientasi Palayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)~~~Selamat Hari Raya Idul Fitri 1424 H~~~

Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Cabai


PENDAHULUAN

Tanaman cabai adalah merupakan salah satu komoditas primadona bagi para petani. Harga cabai yang sering membumbung tinggi serta mudah dalam menjualnya, menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak petani yang berlomba-lomba membudidayakan tanaman hortikultura ini. Apalagi tidak sedikit petani cabai yang sukses memperoleh keuntungan yang besar karena keberhasilannya dalam menanam cabai. Hal ini menjadi pemicu dan penyemangat petani untuk mencoba dan terus mencoba meskipun sering gagal.

Para petani cabai seringkali tak mampu menyelesaikan siklus hidup tanaman cabai dengan mulus tanpa hambatan. Banyak rintangan dan hambatan serta masalah yang harus dihadapi dalam merawat tanaman cabai. Masalah yang paling sulit yang harus dihadapi petani cabai adalah mengendalikan serangan berbagai jenis hama dan penyakit. Hama dan penyakit cabai begitu kompleks dan membutuhkan keuletan serta pengalaman yang cukup untuk mengatasinya. Masalah penyakit busuk buah dan kerontokan buah merupakan salah satu penyakit utama tanaman cabai. Busuk buah dan kerontokan buah cabai bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah serangan hama lalat buah. Lalat buah merupakan serangga kecil yang bentuknya mirip dengan tawon yang seringkali menjadi penyebab gagalnya panen.

Lalat buah yang mempunyai nama latin Drosophila melanogaster yang sering menyerang tanaman cabai ini, memang menjadi hama yang sering kita temui dan sangat meresahkan karena efek yang disebabkannya, diantaranya tanaman cabai menjadi busuk dan mempunyai kualitas yang buruk, karena pada dasarnya buah ini menjadi inang bagi telur-telur lalat buah yang diletakkan didalam buah, sehingga buah menjadi busuk dan tidak bisa dipetik.


CARA PENGENDLIAN

Cara pengendalian hama lalat buah yang ramah lingkungan tidak dapat ditawar lagi, artinya produk tidak tercemar oleh bahan kimia (pestisida) yang berbahaya bagi konsumen. Ketergantungan petani terhadap penggunaan insektisida sintetik untuk mengendalikan hama cukup tinggi, sehingga perlu segera diatasi dengan mencari alternatif pengendalian lain yang ramah lingkungan. Teknik pengendalian hama yang ramah terhadap lingkungan sangat diharapkan, terutama yang efektif, efisien dan mudah diterapkan oleh petani di lapangan.

Teknologi pengendalian hama lalat buah tanaman cabai yang ramah lingkungan yaitu dengan cara : kultur teknis, fisik/mekanik, biologi, dan kimiawi.

1. Pengendalian secara kultur teknis

a. Sanitasi lahan.
Sanitasi lahan bertujuan untuk memutuskan daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah pada tanaman cabai dapat ditekan. Sanitasi dilakukan dengan cara mengumpulkan buah yang jatuh atau busuk kemudian dimusnahkan dan dibakar atau dibenamkan di dalam tanah dengan cara membuat lobang berukuran 1 x 0,5 m atau 1 x 1 m sampah/serasah di sekitar tanaman juga harus dikumpulkan dan dibakar atau dipendam dalam tanah. Pastikan ke dalam tanah tidak memungkinkan larva dapat berkembang menjadi pupa. Pupa yang ada dalam tanah dapat dimusnahkan dengan cara membalikkan tanah di sekitar tanaman.

b. Menggunakan perangkap
Perangkap lem kuning yang dicampur dengan sedikit metyl eugenol untuk menangkap lalat buah dewasa.

c. Pengasapan
Pengasapn dilakukan dengan membakar sampah kering, dan dibagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar ke seluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama lalat buah.

d. Pemasangan mulsa
Mulsa yang dapat dipergunakan diantarnya mulsa plastik hitam perak (MPHP) dapat menekan larva berubah menjadi pupa dan akhirnya mengurangi populasi serangga dewasa.

2. Pengendalian secara fisik/mekanis

Menggunakan perangkap atraktan metyl eugenol/cue lure yang dipasang atau digantung di dalam perangkap yang terbuat dari bekas air mineral untuk menangkap lalat jantan. Bagian dasar botol diberi sedikit air, lalat buah mati terendam air. Sebaiknya perangkap dipasang dibagian luar lahan atau di bagian pinggir pertanaman, hal ini bertujuan agar lalat tidak terkumpul di tengah pertanaman

3. Pengendalian secara biologi

a. Pengendalian lalat buah secara biologi dapat dilakukan dengan cara menghasilkan lalat buah jantan mandul. Teknik pengendalian jantan mandul berhasil mengendalikan hama lalat buah di Jepang. Dengan melepaskan serangga jantan yang sudah mandul, maka telur yang dihasilkan dari perkawinan dengan lalat betina menjadi steril atau tidak bisa menghasilkan keturunan, dan akhirnya populasi akan turun dan musnah.

b. Memanfaatkan musuh alami baik parasitoid, predator atau patogen namun di

4. Pengendalian Secara Kimiawi (menggunakan insektisida kimia)
Beberapa jenis insektisida kimia yang beredar di pasar dapat digunakan untuk membasmi lalat buah. Dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpinfos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan insektisida.


~~~~NS~~~~

0 komentar:

Posting Komentar