~~~ Selamat Datang di Website Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjungsari Sumedang, Semoga Website Ini Bermanfaat ~~~ Sumedang SIMPATI (Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, Kreatif) ~~~ Sumedang MELESAT (Melayani Lebih Berkualitas dan Cepat) ~~~ Peran Kostratani : 1. Pusat Data dan Informasi, 2. Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, 3. Pusat Pembelajaran, 4. Pusat Jejaring Kemitraan, 5. Pusat Konsultasi Agribisnis ~~~ Core Value ASN BerAKHLAK (Berorientasi Palayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)~~~Selamat Hari Raya Idul Fitri 1424 H~~~

Jenis-jenis Sistem Hidroponik


Hidroponik adalah salah satu metode yang digunakan untuk menanam berbagai bentuk tanaman dengan tanpa menggunakan tanah dan hanya mengandalkan media air yang telah dicampur dengan larutan mineral dan nutrisi lainnya. Beberapa jenis nutrisi yang dipakai untuk tanaman yang ditanam secara hidroponik adalah seperti menggunakan pupuk yang berasal dari hewani atau menggunakan pupuk kimia seperti urea yang telah dilarutkan.

Dilansir dari Fresh Water Systems, inilah 8 jenis sistem hidroponik yang bisa digunakan antara lain :

1. Sistem Wick

Sistem hidroponik wick adalah salah satu metode hidroponik yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan. Dalam sistem wick, tanaman akan ditempatkan pada sebuah wadah yang diletakkan tepat pada sebuah tempat penyimpanan air. Wadah penyimpanan air tersebut sebelumnya sudah diberikan larutan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman. Sistem ini bisa dibuat dengan mudah hanya dengan menggunakan tali atau kain wol dan wadah yang terbuat dari plastik.

Sistem wick ini menggunakan metode yang bernama kapiler yang di mana tali atau kain akan menyerap air secara perlahan layaknya sebuah spons dan akan langsung mentransfer air dan nutrisi tersebut pada tanaman yang ditanam. Menanam tanaman hidroponik dengan menggunakan sistem wick memang membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dan membatasi jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam. Metode ini juga cocok digabungkan dengan sistem aerasi agar tanaman bisa mendapatkan oksigen lebih banyak.

2. Sistem Deep Water Culture

Sistem hidroponik yang selanjutnya adalah sistem deep water culture. Metode ini cukup sederhana karena tanaman yang akan Anda tanam cukup dimasukkan ke dalam air aerasi. Metode ini merupakan salah satu metode hidroponik yang paling sederhana dan paling populer digunakan oleh banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa metode ini merupakan sistem hidroponik yang paling tidak repot untuk dilakukan.

Akar dari tanaman  akan selalu berada di bawah permukaan air sehingga akan membutuhkan sistem aerasi yang benar agar tanaman bisa tumbuh secara normal dan cepat. Pasanglah sistem aerasi pada dasar wadah dan mengalirkan udara dari mesin oksigen dengan menggunakan selang karet yang sudah dilubangi agar oksigen bisa terbagi secara merata pada seluruh tanaman.

3. Sistem Aeroponik

Sistem hidroponik yang selanjutnya adalah sistem aeroponik. Metode aeroponik ini menggunakan air yang sudah dikabutkan dan dialirkan pada akar-akar dari tanaman yang sudah disusun dengan cara sedemikian rupa. Metode penanaman ini termasuk salah satu cara yang paling sulit untuk dilakukan dan mahal tetapi tidak memerlukan tempat yang banyak. 

4. Sistem Drip

Metode hidroponik yang selanjutnya adalah sistem drip. Metode ini menggunakan sistem aerasi untuk mengalirkan air yang sebelumnya sudah diberikan nutrisi seperti pupuk dan penyubur tanaman dan akan diteteskan pada akar dan batang tanaman secara berkala. Metode ini memang cukup kompleks karena harus memastikan agar air hasil aerasi yang berlebihan terbuang dan tidak membuat tanaman menjadi busuk karena kelebihan nutrisi. Metode ini juga memungkinkan untuk menanam tanaman yang berukuran besar karena tidak memerlukan banyak tempat untuk mengaliri air pada bagian bawah dari wadahnya.

5. Metode EBB dan Flow

Metode penanaman hidroponik berikutnya adalah EBB dan Flow. Pada metode ini terdapat sebuah timer yang akan mengatur waktu untuk mengaliri air yang sudah diberikan pupuk pada tanaman dalam waktu yang sudah ditentukan. Metode ini juga menggunakan tabung untuk mengaliri air yang berlebih agar tidak merusak tanaman dan buah yang sudah tanam.

6. Metode Nutrient Film

Pada metode nurtrient film, tanaman hidroponik akan secara berkala dialirkan air yang mengandung pupuk dan nutrisi lainnya dengan menggunakan pipa di bawah tanaman yang tanam. Metode ini cukup berbeda dengan cara lainnya karena akar dari tanaman tidak akan terendam di dalam air dan hanya akan dialiri oleh air saja. Metode ini mengharuskan agar akar dari tanaman tidak menutupi aliran air dan menjadikan tanaman lain menjadi kekurangan nutrisi.

7. Metode Bubbleponic

Sesuai dengan namanya, metode ini mengandalkan gelembung udara yang dihasilkan oleh sistem aerasi agar tanaman bisa terus tumbuh dan mendapatkan oksigen dengan cukup. Metode ini juga mengharuskan agar akar dari tanaman tetap berada di dalam air dan sudah dialiri oleh nutrisi agar tanaman bisa tumbuh dengan subur

8. Sistem Fertigasi

Metode yang terakhir bisa gunakan adalah sistem fertigasi. Teknik ini mengharuskan untuk mengalirkan air yang mengandung nutrisi dan unsur hara dengan menggunakan cara irigasi. Dalam sistem ini biaya untuk melakukan pemupukan akan berkurang karena pupuk akan langsung diberikan secara bersamaan dengan penyiraman tanaman. Metode ini juga membuat menjadi lebih berhemat karena pemakaian pupuk akan menjadi berkurang karena akan diberikan pada tanaman dalam jumlah yang sedikit namun secara terus menerus.

0 komentar:

Posting Komentar