~~~ Selamat Datang di Website Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjungsari Sumedang, Semoga Website Ini Bermanfaat ~~~ Sumedang SIMPATI (Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional, Kreatif) ~~~ Sumedang MELESAT (Melayani Lebih Berkualitas dan Cepat) ~~~ Peran Kostratani : 1. Pusat Data dan Informasi, 2. Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, 3. Pusat Pembelajaran, 4. Pusat Jejaring Kemitraan, 5. Pusat Konsultasi Agribisnis ~~~ Core Value ASN BerAKHLAK (Berorientasi Palayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)~~~Selamat Hari Raya Idul Fitri 1424 H~~~

PENILAIAN BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) BERPRESTASI

Kegiatan Presentasi dalam rangka penilaian BPP berprestasi di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat

LABORATORIUM LAPANG PENYULUH

Sarana bagi para penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan teknologi pertanian yang akan disuluhkan pada petani binaan

KONSEP PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN P2L

P2l bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan pangan dan pendapatan keluarga

PERAN KOSTRATANI

Lima peran Kostratani dalam Pembangunan Pertanian

SEKOLAH LAPANGAN (SL) IPDMIP

Kegiatan Sekolah Lapangan (SL) IPDMIP Padi Sawah Di Kelompok Tani Medal Harapan Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari

PEKARANGAN PANGAN LESTARI (P2L) KWT HIKMATUSSALAM

Kegiatan Pengelolaan Lahan Demplot kegiatan P2L KWT Hikmatussalam Desa Kadakajaya

ADAPTASI VUB KEGIATAN SEKOLAH LAPANG IPDMIP

Penggunaan benih padi varietas Mekongga pada kegiatan Laboratorium Lapang (LL) SL IPDMIP Padi sawah di Kecamatan Tanjungsari

SOSIALISASI KARTU TANI

Kegiatan sosialisasi penggunaan kartu tani pupuk bersubsidi tingkat Kecamatan Tanjungsari

DEMPLOT BUDIDAYA TANAMAN PORANG

Kegiatan demplot usahatani tanaman porang di Kelompok Tani Mekar Mukti Desa Kadakajaya

DEMPLOT BUDIDAYA PADI HITAM

Kegiatan demplot usahatani padi hitam di Kelompok Tani Bibilitik 2 Desa Kutamandiri

PERAN PENYULUH DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUKIKASI (TIK)

Tuntutan peran penyuluh di era Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang semakin maju

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KORPORASI PETANI

Kegiatan sosialisasi dalam rangka pembentukan korporasi petani ubi jalar se Kecamatan Tanjungsari

SUMEDANG SIMPATI

Sumedang yang Sejahtera Masyarakatnya, Agamis Ahlaqnya, Maju Daerahnya, Profesional Aparatnya dan Kreatif Ekonominya

GHP Cabai



Berikut Video mengenai Konsep Good Handling Practices (GHP pada komoditi cabai


 

KOSTRATANI


KOSTRATANI adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan memanfaatkan informasi teknologi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat yang ada di kecamatan. KOSTRATANI menjadi center of excellent pembangunan pertanian nasional, sekaligus menjadi pusat pemantauan data pertanian menuju single data.

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratan) meliputi Komando Strategis Pembangunan Pertanian Nasional (Kostratanas) yang berkedudukan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Komando Strategis Pembangunan Pertanian Wilayah (Kostrawil) berkedudukan di provinsi, Komando Strategis Pembangunan Pertanian Daerah (Kostrada) berkedudukan di kabupaten/kota, dan Komando Strategis Pembangunan Pertanian berkedudukan di kecamatan (KOSTRATANI). Agriculture War Room (AWR) yang berada di Kostratanas berfungsi untuk mengendalikan data (single data) dan menghubungkan semua institusi KOSTRATANI, Kostrada dan Kostrawil.

Peran KOSTRATANI meliputi: (1) pusat data dan informasi pertanian; (2) pusat gerakan pembangunan pertanian; (3) pusat pembelajaran; (4) pusat konsultasi agribisnis; dan (5) pusat pengembangan jejaring kemitraan.

KOSTRATANI sebagai pusat data dan informasi pertanian mengelola data areal tanam dan produksi (tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan), data populasi dan produksi komoditas peternakan, data komoditas ekspor, harga komoditas dan keragaan SDM pertanian. Penyampaian data dan informasi dilakukan secara real time dan berkala melalui AOR dan selanjutnya akan disampaikan ke AWR di Kostratanas.

KOSTRATANI sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian melakukan pengawalan dan pendampingan program utama Kementerian Pertanian meliputi program peningkatan produksi tanaman pangan melalui pengembangan kawasan berbasis korporasi (Propaktani), program pengembangan kawasan hortikultura berdaya saing (Gedor Horti), program peningkatan populasi dan produktivitas serta mutu genetik ternak potong dan unggas (Sikomandan), gerakan nasional peningkatan produktivitas, produksi dan daya saing perkebunan (Grasida), program peningkatan gerakan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian (Gratieks), Program Pangan Lestari (P2L), pemanfaatan alat dan mesin pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan hilirisasi inovasi teknologi.

KOSTRATANI sebagai pusat pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas penyuluh, petani dan praktisi pertanian lainnya melalui pengembangan korporasi petani, proses belajar mengajar berupa bimbingan teknis dan percontohan (demplot/demfarm/dem area).

KOSTRATANI sebagai pusat konsultasi agribisnis sebagai tempat konsultasi petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha dengan melibatkan instansi/lembaga terkait. Konsultasi agribisnis dilakukan untuk perencanaan usaha yang sesuai dengan potensi wilayah setempat.

KOSTRATANI sebagai pusat pengembangan jejaring kemitraan untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau lembaga permodalan lainnya, pemasaran, tempat membangun mitra usaha pelaku utama dan pelaku usaha dengan pihak offtaker baik dalam negeri maupun luar negeri.

GAP Budidaya Cabai

 


Bagi yang ingin tahu tentang GAP cabai, silahkan tonton video ini.



Penyakit Kuning Pada Tanaman Tomat


Penyakit kuning disebabkan oleh Virus Gemini. Virus ini ditularkan oleh kutu putih/kutu kebul Bemisia tabaci. Serangga ini biasanya hidup pada permukaan bawah daun, berwarna putih. Serangga ini memiliki tipe alat mulut penusuk penghisap dan menghisap cairan (plant sap) daun. Pada stadium awal, daun memiliki bercak kering karena cairan tanaman dihisap. Pada tingkat infeksi yang tinggi, daun dapat menjadi warna kuning.

Gejala serangan yang timbul diantaranya :
- Pada awalnya daun muda/pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan. 
- Gejala melanjut dengan hampir seluruh daun muda/pucuk berwarna kuning cerah.
- Daun menjadi cekung dan mengkerut berukuran lebih kecil dan lebih tebal. 
- Gejala lain adalah daun berwarna mosaik klorosis.

Tanaman inang virus dan vektornya cukup banyak dari berbagai jenis sayuran seperti terung-terungan, kacang-kacangan dan gulma berdaun lebar serta tanaman hias. Di lapangan virus ini ditularkan oleh vektor kutu kebul Bemisia tabaci. Satu ekor mampu menularkan virus dan membuat tanaman sakit. Laju penyebaran penyakit bertambah sesuai dengan peningkatan populasi vektor. Masa inkubasi virus dalam tanaman antara 10 – 15 hari. Musuh alami kutu kebul yang paling efektif adalah kumbang macan. Dampak dari serangan virus ini dapat menurunkan produksi buah karena terganggunya proses metabolisme pada tanaman.

Ketika kutu kebul tersebut menghisap cairan pada daun tanaman yang terjangkit virus kuning, kemudian hinggap pada tanaman lain yang sehat dan menghisap cairan dari tanaman tersebut, disitulah terjadinya proses penularan atau penyebaran virus kuning. Oleh karena itu pencegahan harus dilakukan sedini mungkin.

Untuk meminimalisir terjadinya serangan penyakit ini, dapat dilakukan dengan melakukan beberapa cara pencegahan, diantaranya adalah :

- Lakukan tanam serempak dalam satu hamparan
- Menjaga kebersihan lahan
- Menanam tanaman terong varietas yang tahan virus
- Penggunaan insektisida untuk mengendalikan kutu-kutuan seperti kutu kebul, thrips maupun aphids.
- Melakukan eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera dicabut dan  dimusnahkan dengan cara dibakar supaya tidak menjadi sumber penularan.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung Hibrida


PENDAHULUAN

Kebutuhan jagung terus meningkat, baik untuk pangan maupunpakan. Peningkatan kebutuhan jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas. Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor.

Ditinjau dari semberdaya yang dimiliki, Indonesia mampu berswasembada jagung, bahkan mampu menjadi pemasok jagung untuk pasar dunia. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas jagung dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Jagung.

Dalam pengembangannya, PTT tidak menggunakan pendekatan paket teknologi, melainkan dengan pendekatan penerapan teknologi untuk memecahkan masalah usahatani di wilayah tertentu dan bersifat spesifik lokasi dengan bantuan para penyuluh dan petugas pertanian.

Tujuan utama penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan. PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi.

Selengkapnya dapat didownload disini

Budidaya Tanaman Porang


Pendahuluan
Porang (Amorphophallus mueleri blume) merupakan komoditas pertanian yang mulai dilirik untuk dikembangkan secara luas. Produk komoditas ini mempunyai manfaat sebagai bahan baku kosmetik, lem, jelly dan sebagai bahan pangan rendah kalori dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu umbi porang mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan. Umbi porang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Saat ini banyak permintaan dari Jepang, Cina, Vietnam dan Australia.

Syarat Tumbuh
Tanaman porang yang dibudidayakan harus mempunya kualitas yang baik. Untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:
a. Intensitas cahaya 60 – 70%
b. Ketinggian 0 – 700 m Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl.
c. Tanah gembur dan subur
d. Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang
e. Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.

Teknik Budidaya

1. Persiapan Lahan
Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan intensitas cahaya 60 –70%. Kegiatan persiapan lahan:

- Pada lahan datar
Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

- Pada lahan miring
Lahan dibersihkan tidak perlu diolah, lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

2. Persiapan Bibit
Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:
Umbi    : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)
Biji       : 300 kg

3. Penanaman Porang
Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember. Tahap penanaman porang sebagai berikut:

- Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
- Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
- Tutup bibit dengan tanah halus/tanah olahan setebal ±3 cm.

4. Pemeliharaan Tanaman Porang
Tanaman porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan pemeliharaan yang intensif dengan cara:

a.  Penyiangan
- Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.
- Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul.
- Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompo

b. Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 gr/lubang dan SP-36 5 gr/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.

c. Pengamanan pohon pelindung
Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik.

5. Panen Tanaman Porang
- Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 2 tahun Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.
- Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
- Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli (masa dorma).
- Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya.

Solusi Panen Kubis Agar Maksimal


Di Indonesia, kubis biasa diolah menjadi berbagai jenis santapan lezat, seperti capcay, tongseng, lalapan, dan masih banyak lagi. Wajar jika tanaman hortikultura satu ini sudah banyak dilirik untuk dibudidayakan karena permintaannya yang cukup tinggi. Menurut Data BPS (2019), produksi rata-rata kubis sekitar 21,7 ton per hektar.

Kubis tidak mudah dibudidayakan di daerah tropis, karena tanaman ini menyukai daerah yang sejuk, tumbuh baik mulai dari 800 mdpl, dan membutuhkan supply air yang cukup, dan tanah yang memiliki pH 5,5-6,5. Sayuran ini baik juga ditanam di tanah lempung berpasir, tetapi toleran di tanah berpasir dan liat berpasir.

Ada banyak faktor yang mendukung pertumbuhan kubis secara optimal, salah satunya adalah pemberian nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan fase pertumbuhan. Setidaknya diberikan nutrisi yang mengandung 12 unsur hara makro dan mikro, di antaranya N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Mo.

Ada 3 masa pertumbuhan yang penting pada tanaman kubis. Pertama, pada masa pertumbuhan, agar kubis berdaun hijau sehat membutuhkan N, P, K, Mg, S, Mn, dan Zn. Kedua, masa pertumbuhan cepat, agar pada masa ini perakaran kubis menjadi sehat sebaiknya diberikan P, Ca, dan B. Ketiga, masa pembentukan Crop, agar bobot Crop sehat, tanaman butuh K, Ca, dan B.

Untuk jumlah nutrisi yang diberikan, kubis rata-rata membutuhkan unsur hara makro primer pada kisaran 180-200 kg/Ha N; 50-100 kg/Ha P dan 100-200 kg/Ha K.

Agar produksi maksimal, pada fase vegetatif sebaiknya mengaplikasikan pupuk yang mengandung NNN+PP+K; dan generatif mengaplikasikan pupuk yang mengandung NN+P+KKKK. Untuk unsur makro sekunder, Ca sebaiknya diaplikasikan pada setiap fase pertumbuhan.

Sumber : https://www.npkmutiara.com/

~~~~NS~~~~

Membuat Pupuk Organik Cair (POC)


Didalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun mikroorganisme. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerjasama mikroorganisma pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisma tanah dalam proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh mikroorganisma dan unsur-unsur yang sudah terurai diikat menjadi senyawa (amonium dan nitrat).

Kemudian senyawa tersebut larut dalam air sehingga mudah diabsorsi oleh akar tanaman. Beberapa mikroorganisma penting yang berperanan dalam penguraian seperti ganggang, fungi, actinomycetes dan beberapa bakteri penting lainnya. Makroorganisme berperan dalam menstranlokasikan atau mencerna bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus.

Yang tergolong makroorganisme seperti cacing tanah, semut, milipoda, tungau dan centipoda. Cacing tanah termasuk makroorganisma yang mempunyai peranan penting, selain dapat mencerna bahan organik, kotoran cacing tanah banyak mengandung natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan posfor (P) tersedia. Salah satu bahan organic yang sering digunakan sebagai pupuk organic bagi petani yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali adalah kotoran sapi, sebagai pupuk organic padat, dan urine sapi yang diproses menjadi bio urine.

Cara pengolahan urine sapi menjadi pupuk organic cair dapat dilakukan secara sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Bahan yang dibutuhkan :

- 1 (Satu) drum plastic urine dengan kapasitas 150 liter
- Tetes Tebu/Molasses 1 ltr
- Empon-empon (Temulawak
- Temuireng
- Kunyit
- Laos
- Kunci dll) 5 kg
- EM4 yang berperan sebagai starter fermenter.

Cara membuatnya yaitu :

- EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter lalu dituangkan ke dalam drum yang telah berisi urine
- Empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum
Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahan tersebut kemudian urine diaduk sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastic ditutup rapat
- Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat kembali selama tujuh hari. Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa dipakai pada aquarium untuk meniriskan urine dan dilewatkan melalui talang plastik dengan panjang 2 m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang akan diberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.

- Untuk aplikasi Bio urine ini bisa disiramkan atau disemprotkan ke tanaman dengan cara penggunaan yaitu : perbandingan Bio Urine : Air, 1:2.

Untuk tanaman Padi pemberiannya biasanya diulang setiap 15 hari sampai umur tanaman padi mencapai umur 60 HST


~~~NS~~~

Pemberian Bantuan Bibit Kopi Sigarar Utang


Kopi saat ini telah menjadi produk primadona sektor perkebunan, mengingat permintaan terhadap kopi terus meningkat baik dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi demikian telah menjadikan daya tarik tersendiri bagi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani kopi, baik di lahan milik maupun dibawah pohon tegakan lahan kehutanan.

Dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kawasan usahatani kopi khususnya kopi arabika di Wilayah Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, telah difasilitasi penumbuhan dan pembentukan kelompok tani perkebunan kopi oleh penyuluh pertanian wilayah Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari sebanyak 2 kelompok tani, yaitu kelompok Tani Mekat Mulya dan Medal Jaya Barokah. 

Guna perluasan areal usahatani tanaman kopi di wilayah Desa Kadakajaya, maka pada Bulan Nopember 2021 Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang telah memberikan bantuan bibit kopi siap tanam pada 2 (dua) kelompok tani tersebut. 

Bantuan bibit kopi yang diberikan pada kelompok tani berupa kopi arabika varietas Sigarar Utang, dengan jumlah bantuan bibit sebanyak 10000 pohon per kelompok tani. Varietas Sigarat Utang merupakan salah satu varietas kopi yang cukup terkenal dan termasuk salah satu varietas unggul.

Dengan adanya bantuan bibit kopi Sigarar Utang pada kelompok tani tersebut yang didukung oleh sumber daya alam yang cocok untuk usahatani kopi, diharapkan Kecamatan Tanjungsari dapat menjadi sentra produksi kopi arabika seperti kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Sumedang.


~~~~NS~~~~

Pengendalian Lalau Buah Pada Tanaman Cabai Rawit


Siapa yang tidak tahu cabai rawit? Salah satu jenis sayuran yang memiliki ciri khas rasa pedas ini memang cukup banyak dikonsumsi dan disukai oleh semua orang baik tua atau muda. Sampai sampai pada saat harga naik, semua orang saling berargumen dan bertanya – tanya. Cabai rawit mengandung banyak vitamin yang sangat berguna bagi manusia yakni protein (15 mg), lemak (11 mg), karbohidrat (33 mg), kalsium (150 mg), Fe (9 mg), Vitamin A (1000 Si), Vitamin B1 (0,5 mg), Vitamin C (10 mg), dan air (8 mg). Selain banyaknya vitamin yang terdapat pada tanaman cabai, seringkali ditemukan buah yang rontok dan membusuk, baik sebelum masak maupun yang sudah masak.

 Apa Penyebabnya?

Kadang kala, buah berwarna cokelat kehitaman atau agak menguning dan pada bagian tertentu dari kulit buah cabai, ditemukan bintik hitam yang berukuran sangat kecil. Hal ini menandakan bahwa buah cabai tersebut sudah terserang oleh hama lalat buah. Hama inilah yang dapat menurunkan produktivitas dan nilai ekonomi dari cabai itu sendiri. Baca juga: Ketahui Cabai Terpedas di Indonesia dan di Dunia Lalat buah dapat menyerang banyak tanaman hortikultura terutama sayur-sayuran dan buah-buahan, sehingga sulit sekali untuk dikendalikan. Akibat serangan hama lalat buah, produksi dan mutu buah cabai menjadi rendah, bahkan tidak jarang mengakibatkan gagal panen karena buah menjadi busuk dan berjatuhan ke tanah.

Bagaimana Pengendalian Lalau Buah Pada Tanaman Cabai?

Teknik untuk mengendalikan lalat buah pada tanaman cabai yakni dengan menggunakan warna dan daun wangi. Sesuai dengan hasil penelitian (Shahabuddin, 2012), penggunaan ekstrak atraktan dari daun wangi dengan warna kuning dapat memerangkap lalat buah sebanyak 68 ekor/perangkap/minggu yang bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan atraktan dan tidak berwarna/transparan hanya mampu memerangkap 1 ekor/perangkap/minggu.

Jika dibandingkan antara yang menggunakan atraktan dan tidak, maka akan menghasilkan perbedaan yang sangat signifikan, dibandingkan menggunakan warna perangkap dimana memiliki perbedaan yang tidak begitu signifikan, kecuali pada perangkap berwarna kuning yang diberi atraktan. Perbandingan tersebut terjadi karena atraktan pada daun wangi mengandung minyak atsiri yang mengandung metil eugnol. Secara alami, senyawa tersebut sering dikonsumsi oleh lalat jantan, sedangkan untuk menarik lalat buah betina, lebih banyak diperlukan kombinasi atraktan lainnya. 

 Tips Pengendalian Lalat Buah

Pengaplikasian atraktan pun sangat mudah dan hanya memerlukan biaya yang relatif kecil. Berikut ini adalah cara mengaplikasikannya:

1. Siapkan botol bekas air mineral atau perangkap warna kuning, lem perangkat tikus, metyl eugenol

2. Olesi botol dengan lem perangkat tikus dan diberi metyl eugenol sedikit

3. Kemudian gantung perangkap di bagian luar lahan.

             Selain menggunakan teknik penggunaan atraktan, lalat buah juga bisa dikendalikan dengan cara kimia yakni dengan pengasapan/pengabutan (fogging) serta pencampuran insektisida dan zat penarik. Biasanya, lalat buah tidak hanya menyerang cabai yang sudah matang saja namun juga menyerang buah yang masih mengkal. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terserangnya cabai dari lalat buah dan agar tidak menurunkan produktivitas dari cabai itu sendiri, perlu diadakan pengendalian sebelum cabai mengalami masa mengkal atau masih mentah. Hal ini disebabkan oleh cabai yang sudah matang lebih mudah terserang dibandingkan dengan cabai yang masih dalam keadaan mengkal karena teksturnya lebih lunak.


~~~~nandang sudrajat_2021~~~~

 

Yuk kenali manfaat dari jeruk lemon!


Jeruk lemon adalah buah kaya akan vitamin C dan cukup populer sebagai bahan makanan sehat. Banyak olahan makanan atau minuman yang menggunakan jeruk lemon karena memiliki banyak manfaat terutama untuk trend hidup sehat. Anda bisa mencoba menanam jeruk lemon di pekarangan rumah Anda. Cara Menanam Jeruk Lemon hampir sama dengan menanam jenis jeruk lainnya.

Jeruk lemon dapat tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Tanaman jeruk lemon dapat di taman di lahan pertanian hingga di pot, yang terpenting cukup akan sinar matahari. Pada dasarnya jeruk lemon adalah tanaman yang membutuhkan sinar matahari sekitar 8 – 12 jam sehari.

MANFAAT JERUK LEMON

Sebelum membahas lebih detail mengenai Cara Menanam Jeruk Lemon, sebaiknya Anda pahami beberapa manfaat bila mengkonsumsi jeruk lemon sehingga Anda lebih tertarik untuk mencoba menanam di rumah, sebagai berikut :

1. Memperlancar pencernaan : meminum air lemon hangat setiap hari akan membantu membersihkan liver, karena kandungan lemon berguna dalam peningkatan gerakan peristaltic pada perut.

2.  Meningkatkan kekebalan tubuh : Vitamin C yang terkandung pada lemon akan mencegah infeksi penyakit dalam tubuh dan memberikan antibodi tambahan.

3.  Menjaga kesehatan mulut :Lemon bermanfaat untuk membuat nafas segar dengan berkumur menggunakan air lemon. Selain itu, lemon juga berguna untuk memutihkan gigi dengan mencampur air lemon dengan baking soda.

4.  Mengatasi berbagai penyakit : Lemon juga bisa digunakan untuk obat sakit tenggorokan dengan mencampurkan madu, dan air hangat. Apabila Anda meminum ½ cangkir air lemon dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal. Vitamin C lemon juga membantu menurunkan kolestrol dan mencegah penyakit jantung.

5.  Menurunkan berat badan : bukan rahasia lagi bila mengkonsumsi air lemon akan membantu menurunkan berat badan seseorang. Pasalnya, dalam lemon terkandung asam sitrat tinggi yang membantu menghindarkan tubuh pada obesitas.

6.  Merawat kulit : Selain dikonsumi dengan cara diminum, lemon juga bisa digunakan sebagai masker untuk menghilangkan kulit belang, menghilangkan keriput, mencerahkan kulit, hingga mengurangi bekas jerawat.

89 Ton Produk Sayuran Dihasilkan Kelompok Tani Barokah



Namanya kelompok tani Barokah, berdomisili di Dusun Ciseureuh Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari. Mempunyai kegiatan usaha kelompok dibidang tanaman hortikultura khususnya sayuran, kelompok tani ini mampu mensuplai kebutuhan produk sayuran yang dibutuhkan masyarakat ibukota.

Pada musim tanam (MT) 2020/2021, kelompok tani Barokah mampu menghasilkan dan memasarkan produk sayuran segar sebanyak 89 ton ke pasar Kramatdjati, yang terdiri dari 31 ton cabe keriting, cabe rawit, 37 ton terong ungu dan 21 ton tomat.

Uniknya, kelompok tani ini memasarkan sendiri produk sayurannya langsung ke pedagang besar di pasar Kramatdjati tanpa menjual ke tengkulak/bandar sayuran di wilayahnya. Hal ini berdampak positif pada pendapatan usahatani para anggota kelompok tani, yaitu menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan menjual ke tengkulak/bandar sayuran.

Setiap satu minggu sekali tanaman sayuran cabe, terong ungu dan tomat di panen oleh masing-masing anggota. Produk hasil panen dikumpulkan, disortir, digrading dan dikemas di sekretariat kelompok tani. Setelah semua produk siap, langsung dikirim ke pasar Kramatdjati untuk dipasarkan.

Biaya pemasaran produk ke pasar Kramatdjati, di ditanggung renteng oleh semua anggota kelompok tani secara proporsional sesuai jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing anggota. Dari hasil pemasaran produk, kelompok tani melakukan penyisihan hasil usaha yang dikumpulkan di bendahara kelompok.

Pada akhir periode panen (setelah produk sayuran habis terjual) kelompok tani mengadakan kegiatan tutup buku, dana penyisihan hasil usaha dibelikan benih cabe, terong dan tomat yang dibagikan pada semua anggota kelompok untuk ditanam pada musim tanam (MT) 2020/2021. Banyaknya benih yang diterima oleh anggota kelompok tani, tergantung pada volume produk sayuran yang dihasilkan oleh masing-masing anggota kelompok tani ​

Tanaman Bahan Pestisida Nabati

1.  Tembakau

Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

 

2. Tuba, Jenu

Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

 

3. Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

 

4. Kucai (Allium schonaoresum)

 Cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

 

5.    Bunga Camomil (Chamaemelum spp)

Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

 

6.  Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga.

Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

 

7.  Abu Kayu

Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

 

8. Mint (Menta spp)

Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya.  Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.

 

9. Kembang Kenikir (Tagetes spp)

Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

 

10. Cabai Merah (Capsium annum)


Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

 

11. Sedudu

Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

 

12. Kemangi (Ocimum sanetu)

Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

 

 13.Tembelekan (Lantara camara)

Daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

 

 14. Rumput Mala (Artimista vulgaris).

Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.

 

15. Tomat (Lycopersicum eskulentum)

Daun tomat bagus sebagai insektisida dan fungisida alami. Dapat digunakan untuk membasmi kutu daun, ulat bulu, telur serangga, belalang, ngengat, lalat putih, jamur, dan bakteri pembusuk.

Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

 

16. Gamal

 Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

 

17. Bunga Mentega

Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.

 

18. Daun Pepaya

Ambil daun papaya sebanyak kurang lebih 1 (satu) kilogram, atau kira-kira sekitar 1 (satu) kantong plastik kresek besar. Lalu dilumatkan (bisa diblender) dan dicampurkan dalam 1 (satu) liter air, kemudian dibiarkan selama kurang lebih 1 (satu) jam. Langkah berikutnya disaring, lalu ke dalam cairan daun papaya hasil saringan ditambahkan lagi 4 (empat) liter air dan 1 (satu) sendok besar sabun.

Ampas lumatan daun papaya bisa dimasukkan ke dalam komposter untuk tambahan bahan kompos. Cairan air papaya dan sabun sudah dapat digunakan sebagai pestisida alami.

Semprotkan cairan ini pada hama-hama yang mengganggu tanaman kita. Semprotan pestisida air papaya dan sabun ini dapat membasmi aphid (kutu daun), rayap, hama-hama ukuran kecil lainnya, termasuk ulat bulu.


~~~~~~~~~Posted by Nandang Sudrajat, SP~~~~~~~~~

Budidaya Tanaman Tomat



1. PERSIAPAN LAHAN

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.

1.1. Pembukaan Lahan.

1. Tahap pertama
Membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman.

2. Tahap kedua
Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu.

3. Tahap ketiga
Dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.


1.2 Pembentukan Bedengan

Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi.

Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.


1.3 Pengapuran

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok.

Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat.


1.4. Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.

2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.


1.5. Pemasangan Mulsa

Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.



PENANAMAN

2.1. Penentuan Pola Tanam
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.

1. Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

2. Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat juga dibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.

3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.


2.2. Cara Penanaman
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.



3. PEMELIHARAAN TANAMAN

3.1. Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.

Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu.

3.2. Penyiangan
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

3.3 Pembumbunan
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadi cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

3.4.Perempalan
1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek.

2. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan sukar putus.

3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.

4. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah.

3.5. Pemupukan
Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah:

1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.

2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.

3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.

3.6. Penyiraman dan Pengairan
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).

Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

3.7. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. Untuk penanaman dalam green house yang modern dapat menggunakan tali (warna putih) seperti yang terlihat dalam gambar sebelah.

2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.

3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.

4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.



4. PANEN

4.1. Ciri dan Umur Panen
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya. Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat dan tanah.

Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut :

a) kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b) bagian tepi daun tua telah mengering.
c) batang tanaman menguning/mengering.

Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.

4.2. Cara Panen

Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.

4.3. Periode Panen

Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.



~~~~~NS, 2020~~~~~

Budidaya Padi Gogo



TEKNIK BUDIDAYA

A. Pemilihan Varietas

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan varietas padi gogo untuk diusahakan di suatu daerah antara lain adalah :

1. Kesesuaiannya terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, iklim),
2. Umur tanaman yang erat kaitannya dengan curah hujan yang ada dan pola tanam,
3. Ketahanan terhadap hama dan penyakit,
4. Produktivitas.

Sedangkan syarat benih yang baik:
1. Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang.
2. Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
3. Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya.
4. Daya perkecambahan >80%.

Selengkapnya dapat didownload disini

Jenis-Jenis OPT Pada Tanaman Tomat

Hama merupakan hal yang paling ditakutkan oleh petani tomat. Pasalnya hama dapat mengganggu pertumbuhan tomat. Akibatnya jika tanaman tomat diserang oleh hama adalah tanaman tomat dapat saja tidak berproduktivitas tinggi lagi atau bahkan tanaman tomat dapat saja mati.

Hama dapat menyerang tanaman tomat bukan karena tidak ada sebab. Penyebab dari adanya hama adalah karena gulma tidak pernah disiangi atau dibersihkan.

Selain itu, genangan air yang diakibatkan dari penyiraman yang terlalu berlebihan juga menjadi penyebab dari serangan hama.

1. Kutu daun thrips tomat



Ciri-ciri dari kutu daun thrips adalah memiliki panjang 1 mm dan berwarna hitam. Kutu daun thrips ini menyerang bagian daun tanaman. Akibatnya proses fotosintesis pada tanaman akan terganggu karena proses fotosintesis terganggu atau bahkan terhenti.

Kutu daun thrips menghisap cairan pada daun tanaman. Tanda-tanda dari serangan kutu daun thrips adalah daun tanaman akan berubah warna menjadi putih. Serangan yang sudah parah akan mengakibatkan daun menjadi kering dan lama kelamaan akan mati.

Bagaimanakah cara membasmi hama kutu daun thrips ini?

Cara mengendalikannya adalah dengan cara menyemprotkan cairan insektisida sesuai dengan dosis. Sedangkan untuk pencegahan serangan hama ini adalah dengan membersihkan gulma disekitar tanaman tomat karena kutu daun thrips kebanyakan berlindung pada gulma.


2. Ulat buah tomat



Ulat buah tomat ini menyerang bagian daun, bunga, dan buah tanaman tomat. Ciri-ciri dari hama ulat buah tomat adalah memiliki panjang tubuh sekitar 3 cm.

Warna tubuh dari ulat ini adalah cokelat hingga hitam. Tubuhnya diselubungi oleh bulu-bulu halus. Yang akan terjadi jika ulat buah tomat ini menyerang salah satu bagian tanaman seperti buah tomat adalah munculnya lubang yang mengelilingi buah. Lama kelamaan buah tomat akan mengalami infeksi dan terjadi busuk lunak.

Pengendalian ulat buah tomat ini dapat dilakukan dengan memasang perangkat yang memiliki cahaya ultraviolet, membunuh telur beserta ulatnya, dan membersihkan tanaman liar di sekitar tanaman tomat.


3. Kutu daun aphids hijau pada tomat




Kutu daun aphis hijau lebih sering disebut dengan kutu hijau. Ciri-ciri dari kutu hijau adalah memiliki panjang tubuh 2 mm. Warna tubuhnya adalah cokelat hingga hitam.

Kutu daun hijau ini biasanya menyerang bagian bawah daun tanaman tomat. Tanda-tanda dari serangan kutu daun hijau adalah tanaman menjadi kerdil, daun menjadi jelek dan mengeriting. Lama kelamaan daun menjadi rapuh dan akhirnya rontok. Kutu hijau merupakan penyalur virus. Itu berarti tanaman tomat akan terserang penyakit virus.

Penyakit virus termasuk penyakit yang dapat mematikan. Apabila kutu daun hijau ini tidak segera dibasmi, maka akan mengakibatkan tanaman menjadi mati.

Kutu hijau ini dapat dikendalikan dengan menjaga kebersihan areal budidaya dari tanaman inang. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan penyemprotan akarisida berbahan aktif abamectin.

4. Ulat Tanah (Agrotis ipsilo Hufn)




Serangan hama ini di tandai dengan terpotongnya tanaman pada bagian pangkal batang yang akan menyebabkan tanaman menjadi mati dan rusak.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun atau lahan selain itu juga dapat dengan melakukan peyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis.


5. Lalat Buah (Bactrocera sp)


Hama ini berukuran sekitar 8 mm denga warna tubuh hijau kehitaman dan memiliki sayap tranparan. Sedangkan saat belatung muda berwarna putih dan kekuningan jika menjelang dewasa pada daging tomat.

Tomat yang terserang hama ini akan mengalami pembusukan dan terdapat belatung di dalamnya.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengolahan dengan cara yang baik dan benar, membuat perangkap, namun jika sudah terlanjur terserang dapat dilakukan pemetikan tomat lalu membakarnya agar tidak menyebar pada buah yang lainnya.


6. Ulat Grayak ( Spodoptera liture F )


Tanaman tomat yang terserang hama ini di tandai dengan permukaan daun atas akan berlubang dan tulang daun akan rusak sehingga daun tidak beraturan atau tidak rata.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemangkasan daun yang terserang atau dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis.



~~~~~NS, 2021~~~~~

Budidaya Tanaman Talas





PENDAHULUAN

Talas (Calocasia esculenta L. Schott), merupakan tanaman umbi-umbian sumber karbohidrat yang banyak digemari masyarakat. Selain sebagai sumber karbohidrat non beras yang terkandung dalam umbi, daun talas juga mengandung protein.Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan bentul kandungan protein kasar berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan umbinya sekitar 0,54%-3,55% (Pinus Lingga, dkk., 1989).

Talas juga dapat diambil tepungnya dan bisa digunakan sebagai tepung terigu, di Philipina dan Kamboja talas dibuat kue, di Brazil dijadikan roti. Di Indonesia daun talas dapat dijadikan sayuran terutama di daerah pedesaan, makanan khas yang dibuat dari daun talas adalah buntil. Pengunaan talas yang lain adalah sebagai obat tradisional. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang juga digunakan untuk obat abses, sedangkan getah daun talas sering digunakan untuk menghentikan perdarahan dan obat bengkak. Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram umbi talas seperti disajikan pada Tabel 1.

Talas semir merupakan talas unggulan di Kabupaten Sumedang, komoditi ini memiliki potensi untuk dikembangkan baik dalam rangka agribisnis maupun diversifikasi pangan. Talas ini digemari konsumen karena rasa umbinya yang enak, dan dapat dikonsumsi menjadi aneka olahan pangan seperti kripik talas, talas rebus dan talas goreng.


TEKNIK BUDIDAYA

A. PENYIAPAN BIBIT

Talas semir diperbanyak secara vegetatif dengan tunas/anakan/sulur yang keluar dari umbi atau potongan umbi. Bibit dikumpulkan dan dipilih dari anakan/sulur yang tumbuh disekitar tanaman induk yang telah berumur 5-7 bulan yaitu tunas kedua dan ketiga. Anakan atau sulur yang telah dipisah dari umbi induk tidak langsung ditanam dilapangan, tetapi ditanam dipersemaian. Tempat pesemaian pada umumnya tanah-tanah lembab di pinggir kolam, lahan sawah dll. Pemindahan bibit dari pesemaian pada umumnya dilakukan setelah bibit berdaun 2-3 lembar.

Bibit talas dari pesemaian digali, akarnya dikurangi sebagian dan daun dipotong sehingga tinggal daun termuda yang masih kuncup. Bagian bawah umbi dipotong, dengan menyisakan umbi dipangkal batang, bersama dengan akar akarnya. Bibit talas yang baik adalah umbi yang memiliki diamater lebih besar dari 65 mm.

a. Besar, garis tengah umbi lebih dari 65 mm

b. Sedang, garis tengah umbi antara 51-60 mm

c. Kecil, garis tengah umbi kurang dari 45 mm


B. PENGOLAHAN TANAH

Talas ditanam pada musim kemarau di sawah, dan di tegalan atau pekarangan pada musim penghujan. Lahan yang akan ditanami dicangkul dulu sebaik mungkin atau dibajak. Setelah dicangkul atau dibajak, tanah dihaluskan lagi dengan pencangkulan yang kedua. Saluran pembuangan dibuat sepanjang tepi dengan memotong bagian tengah lahan. Ini perlu untuk membuat lahan menjadi kering serta memudahkan pembuangan air jika berlebihan. Persiapan lahan dan lubang tanaman dilakukan 1 – 2 minggu sebelum tanam.


C. PENANAMAN

Penanaman talas semir pada umumnya dilakukan awal musim penghujan. Bibit ditanam pada lubang tanaman ukuran 30 x 30 x 30 cm. Pada lubang tanaman ditambahkan pupuk kandang yang sudah matang dan dicampur bersama tanah. Bibit ditaman pada lubang pertanaman yang sudah disiapkan dalam guludan, jarak tanam 100 x 50 cm, 75 x 75 cm atau 100 x 25 cm dan diantara guludan dibuat parit draenase dengan ukuran 30 x 30 cm. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung dari jarak tanam yang digunakan . Untuk pertanaman dengan jarak tanam 100 x 100 cm diperlukan sekitar 10.000 bibit, sedangkan 75 x 75 cm sebanyak 18.000 bibit.


D. PEMELIHARAAN

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan paling lambat tanaman berumur 15 hari setelah penanaman. Penyulaman dilakukan sesegera mungkin agar perkembangan tanaman bisa seragam dan panen dilakukan pada waktu yang sama. Bibit yang digunakan untuk penyulaman berukuran sama dengan bibit yang digunakan sebelumnya

2. Penyiangan/pembumbunan

Penyiangan dilakukan apabila populasi gulma sudah cukup tinggi dan diperkirakan dapat menyebabkan penurunan hasil serta menjadi sumber infeksi hama/ penyakit. Pembumbunan dilakukan secara bertahap setiap bulan sampai fase berumbi, agar diperoleh umbi yang besar dan bermutu. Apabila anakan/tunas banyak yang tumbuh maka perlu dibuang sebagian. Sebaiknya hanya ditinggalkan 1-2 tunas saja per rumpun tanaman agar pertumbuhannya baik.

3. Pengairan

Pada lahan kering budidaya talas semir umumnya dilakukan pada musim penghujan, sehingga harus dijaga agar lahan tetap dapat membuang air secara tuntas. Oleh karena itu pada setiap bedengan perlu dibuat parit draenase disekeliling dan bagian tengahnya.

Pada penanaman yang dilakukan musim kemarau di sawah, talas diairi dengan cara penyiraman dan pengairan atau dengan cara menggenangi lahan selama semalam, kemudian air dibuang melalui parit draenase. Pemberian air dilakukan satu dua hari sebelum atau sesudah pemberian pupuk buatan.

4. Pemupukan

Pupuk organik yang digunakan berupa kompos dan atau pupuk kandang sebanyak 1 kaleng/lubang tanaman. Pupuk Urea, TSP/SP-36 dan KCl diberikan berturut-turut dengan dosis 100 kg, 120 kg dan 100 kg/ha. Separuh pupuk itu diberikan pada waktu tanam dan separuh lagi diberikan pada waktu berumur 3-4 bulan . Pupuk ini umumnya diberikan dengan cara ditugal pada jarak 5 cm dari tanaman sedalam 5 cm.


5. Pengendalian OPT

Secara umum talas semir relatif tidak banyak mendapat gangguan OPT sehingga petani melakukan pengendalian OPT dengan cara yang sangat sederhana bahkan hampir tidak pernah menggunakan pestisida.

a. Hama

Hama yang banyak menyerang tanaman talas adalah ulat (lundi) yang merusak perakaran dan kulit luar umbi. Tanaman yang terserang menunjukan gejala layu daun. Pengendalian cara mekanis dilakukan pada saat membumbun dengan mencari dan membunuh ulat satu persatu.

b. Penyakit

Penyakit yang biasa menyerang talas adalah bercak daun. Permukaan atas daun yang terserang kelihatan bercak-bercak coklat, kemudian secara perlahan-lahan tanaman menjadi kering. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang dan membakarnya atau menggunakan fungisida.


PANEN

Talas sudah dapat dipanen umur 6 – 7 bulan, yang ditandai dengan mengeringnya daun. Pemanenan dilakuan dengan cara memangkas daun dan menyisakan pelepah sepanjang 30 cm, kemudian dibongkar dengan cara menggali tanah di sekitarnya.